Langsung ke konten utama

Emansipasi Wanita untuk wanita muslimah Indonesia

EMANSIPASI WANITA

Emansipasi dalam kehidupan manusia menurut pandangan Islam adalah sesuatu yang wajar dan harus terjadi, agar berkembangnya budaya dan pola kehidupan manusia di alam semesta ini, karena manusia diciptakn oleh Allah SWT, dipermukaan bumi ini mempunyai hak dan kemerdekaan yang sama baik laki-laki ataupun perempuan.
Apalagi mengingat kedudukan wanita, peran dan fungsinya dalam kehidupan keluarga maupun bangsa amat penting, sebab dari merekalah anak-anak tumbuh dan tergantung. Kepada merkalah baik dan buruk karakter anak-anak, oleh karena itu, tidak berlebihan seorang ahli hikmah menggambarkan kaum wanita sebagai tiang atau soko guru suatu bangsa.
Pada kesempatan yang mulia ini, kami akan membahas masalah emansipasi wanita dalam untaian syarah al-quran "Wanita adalah tiang negara, jika mereka baik maka baiklah negara itu dan jika mereka buruk (rusak moralnya) maka buruklah negara itu". Yang merujuk pada firman Allah surat An-nisa’ ayat 1
Al-Qur’an memang tidak menyebutkan secara terperinci mengenai asal-usul penciptaan perempuan. Namun, Al-Qur’an menolak pandangan-pandangan yang membedakan (lelaki dan perempuan) dengan menegaskan bahwa keduanya berasal dari satu jenis yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Tuhan mengembangbiakkan keturunannya, baik yang lelaki maupun yang perempuan
Jauh sebelum mempoklamirkan emansipasi wanita, Islam telah lebih dahulu mengangkat derajat wanita dari masa pencampakan wanita di era jahiliah ke masa kemuliaan wanita. Dari ayat di atas kita bisa melihat betapa Islam tidak membedakan antara wanita dan laki-laki. Semua sama di hadapan Allah SWT, dan yang membedakan mereka di hadapan Allah adalah mereka yang paling bertaqwa, taqwa dalam artian menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Sering kita dengar pemahaman emansipasi wanita yang selalu digembar-gemborkan orang-orang barat yang mengatasnamakan hak asasi manusia, bahwa emansipasi wanita adalah menyamakan hak dengan kaum pria, padahal tidak semua hak wanita harus disamakan dengan pria, karena Allah SWT telah menciptakan masing-masing jenis kelamin dengan latar belakang biologis kodrati yang tidak sama. Persamaan hak untuk dilindungi oleh hukum, mendapatkan gaji yang setara dengan laki laki jika berada di kedudukan atau kemampuan yang sama, dan lain sebagainya adalah segelintir contoh dibolehkannya persamaan hak dengan kaum pria.
Makna emansipasi wanita yang benar, adalah perjuangan kaum wanita demi memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri. Sampai kini, mayoritas wanita Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan sektor informal belum menyadari makna dari emansipasi wanita itu sendiri, akibat normatif terbelenggu persepsi etika, moral, dan hukum genderisme lingkungan sosio-kultural menjadi serba keliru. Belenggu budaya itulah yang harus didobrak gerakan perjuangan emansipasi wanita demi memperoleh hak asasi untuk memilih dan menentukan nasib sendiri. Wanita yang seoptimal mungkin menurut konsep Al-Qur’an dan As-Sunnah ialah wanita yang mampu menyelaraskan fungsi, hak dan kewajibannya
Islam juga telah mengabadikan nama wanita yang dalam bahasa Arab An-nisa (النساء) ke dalam salah satu surat dalam Al-Quran, dan Islam juga tidak melarang wanita untuk berperang atau berjihad di jalan Allah SWT melawan orang-orang kafir, dalam hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat wanita terkemuka Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz ra berkata :
“Kami pernah bersama Nabi SAW dalam peperangan, kami bertugas memberi minum para prajurit, melayani mereka, mengobati yang terluka, dan mengantarkan yang terluka kembali ke Madinah.” Ummu Haram ra, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra , di mana ia berkata:
“Nabi SAW bersabda : “Sejumlah orang dari ummatku menawarkan dirinya sebagai pasukan mujahid fi sabilillah. Mereka mengarungi permukaan lautan bagaikan raja-raja di atas singgasananya.” Lalu tiba-tiba Ummu Haram ra berkata: “Ya Rasulullah, doakan saya termasuk di antara mereka itu.” Lalu Nabi SAW mendoakannya…”
Sesungguhnya fenomena muslimah hari ini (kebanyakan telah menyimpang jauh dari Allah dan RasuINya), dan kehilangan jati dirinya sebagai muslimah adalah hasil dari rekayasa mereka yang menghendaki ajaran Islam itu kabur, sulit difahami dan terkesan kolot (terbelakang) serta menghambat kemajuan.
Untuk mendukung semua itu merekapun merekayasa, para ‘cendekiawan muslim’ yang lemah iman untuk mendukung program mereka dan menimbulkan keragu-raguan ummat.
Para wanita yang dalam Islam sangat dihormati dan dimuliakan digugat. Aturan-aturan Islam yang tinggi dan sempurna dituding sebagai biang keladi ‘terbelakangnya’ para wanita Islam. Musuh-musuh Allah yang lantang meneriakkan isu hak asasi, kebebasan, modernisasi, dan persamaan inipun menyerang masalah poligami, hak menthalaq, hak warisan, masalah hijab, dan sebagainya sebagai hal-hal yang melemahkan Islam. Islam dikatakan telah merendahkan harkat dan martabat wanita, sedang Barat lah yang mengangkat dan memuliakannya.
Mari kita bandingkan dunia Islam dan dunia Barat, pada satu sisi mereka maju di bidang duniawi yang pernah dimiliki kejayaan Islam, tapi kita lihat hubungan–hubungan sosial mereka ( hubungan antara masyarakat, suami dan istri orang tua dan anak dan lain sebagainya ) Islam lebih gemilang dengan hal-hal itu.
Pada akhirnya kita sebagai wanita mulimah untuk selalu menyiapkan dan meningkatkan kualitas keislaman kita, agar kita tidak terpengaruh dengan slogan- slogan barat yang akan menghancurkan pilar-pilar Islam dan menyilaukan mata kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Pendidikan Pendekatan Normative Perenialis

A.       Pengertian   Ilmu Pendidikan   Pendekatan Normative Perenialis . Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Normatif Perenialis adalah Ilmu Pendidikan Islam yang didasarkan pada nilai-nilai luhur yang terdapat dalam ajaran Agama seperti kepatuhan dan ketundukan kepada Tuhan, berusaha mewujudkan kedamaian, keselamatan, kemanusiaan, kerja sama, toleransi, bersikap seimbang, menghargai akal pikiran, keterbukaan, berorientasi pada masa depan, mengutamakan keunggulan, profesionalitas, bekerja dengan perencanaan, menghargai waktu dan efisiensi . Nilai-nilai inilah yang merupakan karakter, jiwa spirit, esensi, substansi, hakikat dan aspek metafisik yang transcendental. Dengan berpegang pada nilai tersebut maka Pendidikan Islam tidak pernah akan terjebak hal-hal yang bersifat formalitas. Pendekatan Normatif Perenialis sebagaimana yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadist, telah banyak digunakan oleh para ulama dan ahli pendidikan dalam mengembangkan ko...

program tahunan (hasil observasi di SMP Ibrahimy 3 Sukorejo Situbondo)

PENDAHULUAN A.   Latar belakang Perencanaan atau planning merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting. Bahkan, kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik didasari ataupun tidak. Perencanaan sangat menentukan sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Oleh karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.   Dalam kegiatan pendidikan seharusnya para pendidik  mengetahui tentang perencanaan untuk memperlancar suatu system pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan dengan perencanaan yang matang maka kegiatan pendidikan akan mampu berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pembahasan dalam makalah ini adalah berkenaan dengan Program Tahunan (Prota) Sekolah SMP Ibrahimy 3 Sukorejo Situbondo-Situbondo. Program tahunan merupakan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam sistem pendidikan dalam suatu lembaga ...

Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Sosiologi

PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya. Sosiologi memberikan informasi ke dalam dunia pendidikan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sedangkan pendidikan Islam mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu berinteraksi sosial dengan baik. Pendidikan Agama Islam mengenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam . Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandangan, metode, dan susunan pengetahuan. Obyek penelitian sosiologi adalah t...